top of page

POLA PIKIR HANA

OKTOBER 2023 | 1 - 7 OKT 2023


Penderitaan dan rasa sakit biasanya dapat mempengaruhi hubungan antara seseorang dengan Tuhan. Kadangkala kita marah kepada Tuhan dan tumbuh rasa pahit dalam hati kita karena kita merasa bahwa Ia mengabaikan kita dan kita pun cenderung memiliki keinginan untuk menghujat Allah dan mati (Ayub 2 : 9). Di lain sisi, penderitaan dan rasa sakit dapat mendorong kita untuk terus bergantung kepada Tuhan dengan segala kerendahan hati kita untuk terus berjalan bersama dengan Tuhan. Sama halnya seperti Hana.


Selama beberapa tahun Hana menderita, ia kesepian dan sakit hati karena ia tidak dapat mengandung dan melahirkan anak, pada masa itu wanita dinilai dari kemampuannya untuk mengandung dan melahirkan anak. Penderitaan yang dialami Hana membuat ia berpuasa dan menangis dalam kesedihan yang begitu mendalam.


1 Samuel 1:6-8

"Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena Tuhan telah menutup kandungannya. Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah Tuhan, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan. Lalu Elkana, suaminya, berkata kepadanya: ”Hana, mengapa engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu daripada sepuluh anak laki-laki?”

Dari pola pikir yang dimiliki Hana, kita dapat mempelajari 3 hal penting, diantaranya adalah :


1. Pengharapan dan kepercayaan

Pola pikir Hana merefleksikan iman dan rasa percayanya kepada kuasa Tuhan untuk menjawab doanya. Ia percaya bahwa Tuhan dapat mengubah situasi dan kondisinya sekarang dan mengaruniakannya anak.


1 Samuel 1:10

"dan dengan hati pedih ia berdoa kepada Tuhan sambil menangis tersedu-sedu."

2. Iman dan doa yang gigih

Meskipun Hana menderita, ia tetap setia dan kembali kepada Tuhan dengan tetap berdoa. Dia pergi ke Tabernakel di Silo dan berdoa dengan sungguh - sungguh, ia pun juga bernazar bila Tuhan mengaruniakan ia anak, ia akan memberikan anaknya untuk mengabdi dan melayani Tuhan.


1 Samuel 1:10

"Kemudian bernazarlah ia, katanya: ”Tuhan semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada Tuhan untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.”

3. Tekad yang kuat

Tekad Hana dapat terlihat dari kegigihannya saat berdoa, bahkan imam Eli pun salah memahami niatnya. Ia menjelaskan situasi nya dan melanjutkan niatnya untuk mencari perkenanan Tuhan.


1 Samuel 1:12-13

Ketika perempuan itu terus-menerus berdoa di hadapan Tuhan, maka Eli mengamat-amati mulut perempuan itu; dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka perempuan itu mabuk.


Refleksi

Pola pikir Hannah berubah dari pola pikir yang penuh dengan rasa putus asa menjadi pola pikir yang penuh dengan pengharapan dan iman saat ia mencurahkan isi hatinya dalam doa kepada Tuhan. Kisah Hana dapat menjadi contoh bagi kita mengenai pengabdian, iman, dan kekuatan doa. Ingatlah untuk selalu berdoa dan tetap beriman kepada Tuhan, walaupun kita harus menghadapi keadaan yang sulit sekalipun. Izinkan Tuhan untuk memberi kita kekuatan untuk percaya walaupun kita tidak mengerti sepenuhnya tujuan dan rancangan-Nya dalam hidup kita.


Referensi




142 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page