top of page

POLA PIKIR ABRAHAM (PART 1)

JULY 2023 | 23 JUL - 29 JUL 2023

Kejadian 12:1-4

Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: ”Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.

Saat kita sedang berada didalam zona nyaman dan Tuhan menyuruh kita untuk beranjak atau pergi, seringkali kita bertanya terlebih dahulu untuk memastikan arah dan tujuan kita kemana. Respon tersebut berbeda dengan respon yang diberikan oleh Abraham. Pada saat Tuhan menyuruh Abraham untuk pergi keluar dari Ur-Kasdim tanpa mengetahui tempat yang akan ia tuju, Abraham taat dan ia pergi tanpa bertanya.


Ibrani 11:8

Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.

Dari ketaatan Abraham kita dapat belajar bahwa pola pikir yang dimiliki oleh Abraham adalah pola pikir yang fokus kepada “orang” yang memerintah (subject) dan bukan kepada “perintah” yang diberikannya (object). Hal tersebut dapat terjadi ketika kita benar-benar memberikan rasa hormat kepada orang yang memberikan perintah kepada kita. Abraham sangat menghormati Tuhan, sehingga saat ia melangkahkan kaki untuk pergi keluar dari Ur-Kasdim, Abraham tidak ragu ataupun khawatir karena ia percaya kepada Tuhan dengan segenap hatinya.


Ketika kita ragu dan khawatir untuk melangkah pada saat Tuhan memerintah, hal tersebut memperlihatkan bahwa kita meletakkan fokus terhadap “perintah” yang sedang Tuhan berikan kepada kita. Mulai hari ini, kita harus belajar untuk lebih fokus kepada “orang yang memerintah atau subject” daripada “perintah” yang diberikannya, agar kita dapat mengenal lebih lagi siapa yang menyuruh kita.


Renungan

Respon seperti apa yang kita berikan ketika kita mendengar perintah Tuhan? Apakah kita langsung mengerjakan atau justru kita banyak bertanya hingga perintah Tuhan tertunda?


Referensi




174 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page