Oktober 2024 | 30 Sep - 6 Okt 2024
Matius 6:14-15
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Orang Kristen hidup dengan menerima pengampunan, yang merupakan hakikat pembenaran melalui iman. Pengampunan yang kita terima bukanlah sesuatu yang kita peroleh melalui usaha kita sendiri; itu adalah anugerah supranatural dari Tuhan. Tanpa Yesus, Anak Allah menanggung hukuman atas dosa-dosa kita, kita tidak akan memiliki kehidupan kekal maupun pengharapan didalam Tuhan. Meskipun orang Kristen masih memiliki kekurangan, mereka membutuhkan pengampunan setiap hari. Itulah sebabnya Yesus mengajarkan kita memohon ampun dalam doa bapa kami yang disisipkan antara permohonan kebutuhan materi dan perlindungan spiritual. Ini bukan untuk keuntungannya, karena dia tidak berdosa (Yohanes 8:46), tetapi itu diajarkan untuk kita.
Hutang
Orang Kristen harus melihat dosa-dosa mereka seperti hutang yang belum dibayar kepada Tuhan. Kitab Suci menggambarkan dosa sebagai pelanggaran hukum, tujuan yang tidak mencapai sasaran, dan pemberontakan, tetapi Doa Bapa Kami berfokus pada gagasan tentang hutang. Ketika kita berdoa, "Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami" (Matius 6:12), doa ini menyoroti bahwa kita berhutang kesetiaan yang penuh dan tak tergoyahkan kepada Tuhan—mengasihi Tuhan dan sesama seperti yang Yesus lakukan. Dosa-dosa kita mencerminkan kegagalan kita untuk memenuhi kewajiban ini. Alih-alih mengatakan "pelanggaran," penekanan pada "utang" lebih akurat menangkap gagasan ini.
Anak - Anak yang Berdosa
Jika kematian Kristus untuk menebus semua dosa dan pembenaran Allah bersifat kekal, mengapa orang Kristen masih harus mengakui dosa-dosa mereka sehari-hari kepada Allah? Jawabannya terletak pada pemahaman perbedaan antara Allah sebagai Hakim dan sebagai Bapa, dan antara menjadi orang berdosa yang dibenarkan dan anak angkat. Doa Bapa Kami adalah doa keluarga di mana anak angkat Allah berbicara kepada Bapa mereka. Hubungan mereka dengan Allah sebagai Bapa mereka tidak sepenuhnya benar sampai mereka mengakui kesalahan mereka dan meminta pengampunan. Tanpa ini, doa mereka menjadi kosong seperti doa orang Farisi dalam perumpamaan Yesus.
Refleksi :
Mereka yang mendapat pengampunan Tuhan harus juga dapat mengampuni orang lain. Ini bukan tentang mendapatkan pengampunan melalui tindakan, tetapi menunjukkan pertobatan sejati, yang melibatkan penerapan gaya hidup penuh belas kasihan dan kesabaran. Jika Anda mengandalkan pengampunan Tuhan, Anda juga harus dapat mengampuni orang lain, atau Anda akan bertentangan dengan iman Anda sendiri. Sementara pengampunan datang melalui iman kepada Kristus, iman yang sejati secara alami menghasilkan pertobatan, dan tanpa pertobatan sejati, iman itu kosong. Maukah Anda mengampuni orang lain?
Referensi
Comments