top of page

Menyatukan Hati Dengan Tuhan (Upreach) Dalam Doa

Agustus 2024 | 19 - 25 AUG 2024


Lukas 11:1

Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: ”Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.”

Berdoa kepada Tuhan merupakan masalah bagi banyak orang saat ini. Beberapa melakukan tindakan tanpa mengetahui alasannya; beberapa telah menukar doa dengan berpikir tenang atau meditasi transendental; sebagian orang, mungkin, sudah berhenti berdoa sama sekali. Apa masalahnya? Jawabannya jelas. Orang-orang merasa kesulitan dalam berdoa karena bingung apakah Tuhan mendengar. Jika Anda TIDAK yakin apakah Tuhan itu ada, atau apakah Tuhan itu seorang pribadi, atau Tuhan itu baik, atau berkuasa atas segala sesuatu, atau peduli terhadap orang-orang biasa seperti Anda dan saya, Anda pasti akan menyimpulkan bahwa berdoa tidak ada gunanya, apalagi tidak penting, dan kemudian anda tidak akan melakukannya, apalagi untuk hadir berdoa di doa POP.


Namun jika Anda percaya, bahwa Yesus adalah gambar Allah—dengan kata lain, bahwa Allah adalah serupa dengan Yesus dalam karakter—maka Anda tidak akan mempunyai keraguan seperti itu, dan Anda akan menyadari bahwa kita dapat berbicara kepada Bapa dan Anak dalam doa merupakan hal yang wajar seperti ketika Yesus berbicara dengan Bapa-Nya di surga, atau ketika para murid berbicara dengan Guru mereka selama masa pelayanan-Nya di muka bumi. Bagaimana kita memahami doa?


Doa merupakan komunikasi 2 arah


Percakapan dengan orang tua atau teman yang bijak yang kita kasihi dan hormati, dan yang siap membantu kita dengan nasihat dan tindakan, percakapan itu tidak akan sia-sia atau membosankan, dan kita dengan senang hati memberikan waktu kepada mereka, bahkan dengan senang hati kita menjadwalkan waktu untuk berbicara dengan mereka karena kita menghargai mereka dan kita mendapatkan keuntungan dari mereka. Beginilah seharusnya kita memikirkan saat-saat persekutuan dengan Tuhan dalam doa.


Apakah Tuhan benar - benar memberitahu kita sesuatu saat kita berdoa? Ya. Mungkin kita tidak mendengar suaranya ataupun merasakan kesan yang kuat akan kedatangan pesan itu, tetapi saat kita mengatakan masalah kita kepada Tuhan, dan menceritakan apa yang kita inginkan beserta alasannya, dan memikirkan bagian - bagian dan prinsip - prinsip Firman Tuhan yang tertulis, kita akan menemukan banyak kepastian dalam hati kita mengenai sikap Tuhan terhadap kita dan doa-doa kita, serta kehendak-Nya bagi kita dan orang lain. Jika anda bertanya, “Mengapa hal ini atau itu terjadi?” tidak ada terang yang datang, karena “hal - hal yang tersembunyi adalah bagi Tuhan Allah kita” (Ulangan 29 : 29); tetapi jika anda bertanya. “Bagaimana cara saya melayani dan memuliakan Tuhan di gereja dan di tempat saya berada?” pasti akan selalu ada jawabannya. 



Belajar untuk Berdoa 


Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa Tuhan menciptakan kita untuk berdoa, doa adalah aktivitas paling alami yang pernah kita lakukan, dan bahwa doa adalah ukuran kita semua di hadapan Tuhan. Mungkin murid-murid Yesus merasakan hal ini ketika mereka mengajukan permohonan penting, “Tuhan, ajari kami berdoa” (Lukas 11:1). Yesus pasti bersukacita ketika ditanya hal ini.


“Pengalaman tidak bisa diajarkan!” Berdoa, seperti bernyanyi, adalah sesuatu yang Anda dapat pelajari, bukan dengan membaca buku, namun dengan melakukannya; dan ini adalah aktivitas yang sangat alami dan spontan sehingga Anda bisa menjadi cukup mahir tanpa harus membacanya. Seperti latihan vokal yang membantu Anda untuk bernyanyi lebih baik, begitu juga dengan pengalaman dan nasihat dari Firman Tuhan dapat membantu kita berdoa untuk menyatukan doa kita sesuai dengan kehendak Tuhan.


Setidaknya ada tujuh aktivitas berbeda dalam berdoa : (1) mendekatkan diri kepada Tuhan dengan pujian dengan penuh iman; (2) mengakui pekerjaanNya  dan nilai-nilai kebaikanNya dalam pujian dan penyembahan; (3) mengakui dosa kita dihadapan-Nya, dan memohon pengampunan; (4) memohon agar keperluan untuk diri kita sendiri dan untuk orang lain (bersyafaat); (5) memohon berkat kepada Tuhan, seperti yang dilakukan Yakub dalam pergumulannya di Kejadian 32; (6) memohon kekuatan dari Tuhan sebagaimana Dia sedang memproses kita untuk membentuk kita; dan (7) berpegang teguh pada firman Tuhan dalam kesetiaan melalui suka dan duka. Ketujuh aktivitas ini bersama-sama merupakan doa yang Alkitabiah.


Refleksi : 

Jangan lupa Doa bukan sekedar mendekatkan diri kita pada Tuhan untuk kebutuhan kita. Doa juga merupakan ungkapan hati kita di hadapan Tuhan. Ketika Anda memasuki ruang doa Anda bukan hanya untuk menikmati kenikmatan rohani semata, namun juga untuk menyenangkan Bapa di surga.


Referensi




258 views0 comments

Commentaires


bottom of page