September 2024 | 23 - 29 Sep 2024
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. - Matius 6 : 11
Setelah berfokus pada nama, kerajaan, dan kehendak Tuhan, Doa Bapa Kami mengalihkan perhatian kepada makanan kita. Mengapa?
Menyadari ketergantungan kita kepada-Nya
Kita mengandalkan Tuhan Bapa, Sang Pencipta kita setiap saat untuk menjaga kita dan alam semesta tetap ada, karena tidak ada yang dapat terus berlanjut tanpa kehendak-Nya. Dia juga memastikan bahwa siklus alam, seperti menanam, menuai, dan menyediakan makanan, terus berlanjut setiap tahun. Penting untuk secara teratur mengakui ketergantungan ini dalam doa, terutama di saat orang-orang berasumsi bahwa alam dapat menghidupi dirinya sendiri sehingga orang-orang mempertanyakan keberadaan Tuhan.
Kadangkala orang berpikir bahwa berdoa untuk kebutuhan jasmani adalah bentuk doa yang kurang baik, seolah-olah Tuhan tidak peduli dengan aspek kehidupan jasmani dan kita juga tidak seharusnya peduli. Ini adalah sikap yang sombong dan bukan sikap seorang yang punya kerohanian yang sehat. Dalam Kolose 2 : 23, Paulus memperingatkan bahwa peraturan - peraturan manusia “asceticism” tidak menghentikan perilaku berdosa. Berdoa kepada Tuhan sebagai jalan utama untuk semua kebutuhan kita, bahkan yang paling biasa sekalipun itu adalah kebenaran: menyadari ketergantungan kita kepada-Nya merendahkan hati kita dan memuliakan Tuhan. Pikiran dan hati kita tidak berada di tempat yang tepat sampai kita memahami bahwa berdoa untuk kebutuhan sehari - hari sama pentingnya dengan berdoa untuk pengampunan dosa.
Menunjukkan Kepada Kita Bagaimana Menjaga Tubuh Kita
1 Korintus 6:19-20
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, – dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Ayat-ayat ini menunjukkan kepada kita bagaimana cara menjaga tubuh kita. Cara orang Kristen menjaga tubuh bukanlah mendewakannya, memanjakannya dengan kecantikan sebagai tujuan akhir, seperti yang dilakukan orang-orang kafir modern; namun juga bukanlah meremehkannya, membiarkan tidak merawat sama sekali, seperti yang pernah dilakukan oleh beberapa orang kafir kuno (dan sayangnya juga orang Kristen). Melainkan menerima tubuh sendiri sebagai bagian dari ciptaan Tuhan yang baik, bertindak sebagai pengurus dan pengelolanya, dan dengan penuh syukur menikmatinya saat melakukannya. Dengan cara demikian kita menghormati Sang Pencipta. Menjaganya sedemikian sama sekali tidak bermaksud melupakan hal-hal rohani; itu seperti mendapatkan keselamatan, anugerah cuma - cuma dari Tuhan.
Alkitab menentang penyangkalan diri yang tidak pada tempatnya, jika Anda telah diberkati dengan kesehatan, selera makan yang baik, kemampuan fisik, dan pernikahan, Anda harus bersyukur. Dengan berkat-berkat ini dapat digunakan dalam pelayanan kita kepada Tuhan karena kegagalan untuk melakukannya menunjukkan rasa tidak berterima kasih. Apakah kita tahu bagaimana menikmati diri kita sendiri—secara fisik juga—dengan cara yang memuliakan Tuhan?
Refleksi :
Matius 6:33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Kita harus berdoa untuk “makanan kita” Ini adalah permohonan bagi setiap anak Tuhan. Kita diajarkan untuk meminta roti atau makanan kita, seperti orang Israel diperintahkan untuk mengumpulkan manna sebagai makanan supranatural dari Tuhan, setiap hari: cara hidup orang Kristen adalah hidup dalam ketergantungan terus-menerus kepada Tuhan, hari demi hari. Kita juga harus meminta roti yang kita butuhkan; yaitu, untuk memenuhi kebutuhan pokok, bukan kemewahan yang tidak kita butuhkan. Permohonan ini tidak mengundang keserakahan! Lebih dari itu, ketika kita berdoa, kita harus siap agar Tuhan menunjukkan kepada kita, dengan tidak memberikan apa yang kita cari, karena sebenarnya kita tidak membutuhkannya.
Ujian iman yang sesungguhnya. Bila kita sebagai orang Kristen telah berdoa memohon berkat hari ini. Apakah kita percaya bahwa apa yang datang kepada kita, banyak atau sedikit, adalah jawaban Tuhan, sesuai dengan janjiNya yang tertulis di Kitab Matius 6:33? Dan apakah kita akan merasa puas dengan itu, dan bersyukur karenanya? Hal itu kembali kepada keputusan diri kita masing-masing.
Referensi
Opmerkingen