top of page

KEPEMIMPINAN YANG SUPRANATURAL (PART 02)

JULI 2024 | 8-14 JUL 2024


Kehidupan para Pemimpin Alkitab memberi kita gambaran indah dan contoh kuat yang dapat kita terapkan dalam pilihan dan keputusan yang kita buat setiap hari. Ciri-ciri praktis dan contoh-contoh alkitabiah ini akan memberi kita wawasan dan petunjuk, serta mendorong kita untuk mengembangkan karakter dan hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan.


Abraham lahir di Ur, di antara orang Kasdim yang menyembah dewa bulan. Agenda Abraham dalam hidupnya mungkin tidak rumit. Dia kemungkinan besar berencana untuk menjalani hari-harinya dengan memelihara ternak dan ternaknya. Istrinya, Sarah, tidak dapat melahirkan anak, jadi peran sebagai orang tua tidak menjadi faktor dalam rencana Abraham dan Sarah. Agenda Tuhan sangat berbeda dengan agenda Abraham. Rencana Tuhan bagi Abraham bukanlah agar ia hidup menetap tanpa anak, namun agar Abraham menjadi bapa bagi sebuah bangsa yang kudus. Bahkan bapa bagi banyak bangsa-bangsa. Kehidupannya akan menjadi teladan rohani bagi umat Tuhan selama ribuan tahun.


Abraham bertumbuh melalui kegagalan


Setiap peristiwa dalam kehidupan Abraham berkontribusi terhadap pengembangan karakternya. Abraham tidak memulai hidupnya sebagai teladan iman, namun secara bertahap, selama bertahun-tahun, ia mengembangkan hubungan yang matang dan mendalam dengan Tuhan. Tuhan menggunakan kegagalan Abraham untuk mempersiapkan dia menjadi pemimpin. Misalnya, Allah secara khusus memerintahkan Abraham untuk meninggalkan keluarganya, namun Abraham malah membawa Lot bersamanya ke Kanaan (Kejadian 12:1, 4). Ini berarti Abraham harus berpisah dari Lot di kemudian hari, mengambil tanah yang ditolak Lot (Kejadian 13). Belakangan, Abraham mendapati dirinya menjadi perantara di hadapan Tuhan atas nama Lot, membela kota Sodom yang jahat ketika Tuhan hendak menghancurkannya (Kejadian 18:16-33). Dengan satu tindakan ketidaktaatan yang tampaknya kecil, Abraham secara tidak sengaja membahayakan warisan yang Tuhan ingin berikan kepadanya dan keturunannya. Melalui kegagalan ini, Abraham mendapat pelajaran berharga mengenai perubahannya terhadap kehendak Tuhan. Kesalahan Abraham memperjelas bahwa menambahkan kehendak Tuhan sama buruknya dengan menolak kehendak Tuhan.



Abraham belajar melalui pengalaman


Pemahaman Abraham tentang Tuhan tidak bersifat teoritis. Dia tidak mempelajarinya dari buku. Dia mempelajarinya melalui perjumpaan dengan Tuhan. Setiap kali Tuhan mengungkapkan sisi baru dari karakternya kepada Abraham; itu melalui pengalaman. Misalnya, Allah memberi Abraham kemenangan yang luar biasa atas pasukan musuh yang lebih unggul (Kejadian 15 : 1). Setelah itu, Abraham tahu dia bisa mempercayai Tuhan sebagai perisainya. Hal ini bukan hanya karena Allah berkata bahwa Ia dapat melindungi Abraham, namun karena Abraham telah mengalami perlindungan Allah secara langsung. Pemimpin rohani harus dapat menghubungkan aktivitas Tuhan dalam hidup mereka dan karakter Kristus yang bertumbuh dalam kehidupannya.



Refleksi : 


Tuhanlah yang menunjuk para pemimpin. Manusia boleh saja melamar berbagai posisi untuk menjadi pemimpin, namun Tuhanlah yang pada akhirnya menentukan peran kepemimpinan apa yang akan mereka ambil. Pengembangan kepemimpinan dilakukan melalui pengembangan karakter, karena kepemimpinan merupakan persoalan karakter. Oleh karena itu, kebenaran pertama dalam pengembangan kepemimpinan adalah: Penugasan Tuhan selalu didasarkan pada karakter—semakin besar karakter yang bertumbuh, semakin besar pula tugas dan proses yang diembannya.


Referensi




107 views0 comments

Comments


bottom of page