JULI 2024 | 1-7 JUL 2024
Zakharia 4:6
Maka berbicaralah ia, katanya: ”Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
“Tidak ada seorang pemimpin rohani yang lahir dengan sendirinya.” Tujuan rohani membutuhkan sarana rohani dan sarana rohani hanya datang dari Roh Kudus. Rasul Paulus mengenali kemampuan seseorang dalam memimpin adalah karena Roh Kudus yang memampukannya (Roma 12:8).
Tuhan memberikan Roh Kudus-Nya
Pesan Tuhan kepada Zerubabel, gubernur Yerusalem, yang mengawasi pembangunan kembali bait suci setelah kembalinya orang-orang Yahudi buangan dari Babel. Zerubabel dihadapkan pada tugas berat untuk membenahi wilayah yang hancur akibat perang dan pengasingan, serta membangun kembali bait suci besar yang hancur. Pada saat dia merasa tak mampu, dia menerima pesan ini dari Tuhan “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.” (Zakharia 4 : 6)
Zerubabel mungkin mengira perhatian utamanya adalah batu bata dan mortir, keuangan, perpajakan, dan musuh-musuh yang mengelilinginya. Namun gubernur yang merasa bingung mengatur semua ini mendapat pelajaran yang sangat berharga—pemimpin rohani membutuhkan Roh untuk bekerja sekalipun ketika mereka melakukan tugas yang tampaknya tidak rohani. Mendirikan gedung, mengatur orang, dan mengumpulkan uang semuanya merupakan pekerjaan rohani ketika Roh terlibat. Tanpa kehadiran Roh Kudus, orang mungkin menjadi pemimpin, namun mereka bukanlah pemimpin rohani.
Tuhan menetapkan agenda seorang pemimpin
Tuhan terlibat dalam setiap kepemimpinan untuk mengembangkan karakter seseorang dan pertumbuhan rohani dalam setiap keadaan. Syaratnya adalah apakah orang tersebut mau tunduk pada kehendak Tuhan. Tuhan berdaulat atas setiap kehidupan, namun mereka yang menyerahkan kehendaknya kepada-Nya akan dibentuk sesuai dengan tujuan dan maksud-Nya. Ketika Tuhan mengarahkan kehidupan seseorang untuk tujuan-Nya, seluruh kehidupannya adalah seperti sekolah. Tidak ada pengalaman yang baik atau buruk, yang sia-sia dihadapan Tuhan (Rm. 8:28). Tuhan tidak menyia-nyiakan waktu manusia. Dia tidak mengabaikan pengalaman pahit mereka. Dia tidak hanya membawa kesembuhan tetapi juga pertumbuhan bahkan dari pengalaman terburuk sekalipun. Setiap hubungan dapat menjadi sarana Tuhan untuk mendewasakan karakter seseorang. Dunia dapat menawarkan teori-teori terbaiknya mengenai kepemimpinan dan memberikan pelatihan seluas mungkin, namun kalau bukan Tuhan yang menetapkan agenda kehidupan seorang pemimpin, orang tersebut, meskipun berpendidikan tinggi, tidak akan menjadi pemimpin spiritual yang efektif.
Refleksi :
Kepemimpinan spiritual tidak terjadi secara kebetulan. Ketika para pemimpin mengabaikan peran Roh Kudus dalam kehidupan mereka, mereka tidak akan pernah mencapai potensi penuh mereka sebagai pemimpin rohani. Tuhan mendewasakan manusia dalam karakternya mencakup kebijaksanaan, integritas, kejujuran, kemurnian moral, dan juga dalam hubungannya dengan Dia.
Referensi
Comentários