top of page

KEKUATAN YANG SUPRANATURAL

MARET 2024 | 18-24 MAR 2024


1 Samuel 2:1

Lalu berdoalah Hana, katanya: ”Hatiku bersukaria karena TUHAN, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN; mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu.

Kisah Hana adalah tentang kesetiaan Tuhan ketika hidup terasa tidak adil. Di dalam lagunya, kita mendengar Hanna bernyanyi tentang kebahagiaan dan kekuatan. Keadaan ini sangat jauh berbeda ketika Hana menghadapi awal masa-masa kelamnya. Kisah Hanna dimulai dengan keadaannya yang menyedihkan, ia adalah salah satu istri dari seorang suami yang memiliki dua istri, keadaan ini tidak pernah menghasilkan kedamaian. Peninnah, istri yang lainnya yang dirujuk sebagai saingannya (1 Samuel 1 : 6 - 7). Apalagi masalah itu menjadi lebih buruk, karena Hana tidak dapat memiliki anak. Pada zaman sekarang, memang ketidakmampuan untuk mengandung merupakan hal yang menyedihkan bagi banyak orang, tetapi pada zaman Hana, apabila wanita tidak dapat mengandung menandakan bahwa ia tidak memiliki nilai apapun. Bagaimana reaksi kita ketika hidup terasa tidak adil? Ketika kita tidak mendapat jawaban dari apa yang kita rindukan? Bagaimana cara kita mendapat kekuatan dari situasi tersebut?  


Datanglah kepada Tuhan dalam doa yang rendah hati dengan penuh kejujuran dan kepercayaan.


Tahun berganti tahun, Hana, Penina dan suami mereka, Elkana pergi ke tabernakel di Silo untuk beribadah kepada Tuhan, dan selama itu Penina mengintimidasi Hana karena ia tidak memiliki anak sehingga Hana menangis dan tidak mau makan (1 Samuel 2 :7).


Dalam 1 Samuel 1, Hana masuk ke tabernakel dan dalam kehancuran yang mendalam dan air mata, ia mencurahkan segala isi hatinya kepada Tuhan. Hana tidak menyerah begitu saja pada keadaannya dan tetap memuji Tuhan. Ia membawa rasa sakit hatinya dan tetap berdoa dengan penuh semangat mengenai apa yang membebaninya. Dalam kelemahannya ia datang dan menyatakan keinginannya kepada Tuhan yang mampu memberikan perubahan.


1 Samuel 1:11

Kemudian bernazarlah ia, katanya: ”TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.

Saat Hana berdoa, ia tahu bahwa Tuhan yang sedang ia ajak bicara adalah sang Maha Kuasa, ia memanggilNya “Tuhan semesta alam” “LORD of hosts”. Seseorang yang memegang kehidupannya dan dunia, dan tangan-Nya yang mampu untuk menjawab setiap seruan doa dari anak - anak-Nya, mengungkapkan hal yang indah dan menunjukkan kuasa dari doa. Allah pencipta kita peduli dengan setiap detil kehidupan kita.


Bersamaan dengan doanya untuk mendapatkan seorang anak, Hana juga mencurahkan ketakutan dan kepahitannya, kesedihan dan kegelapan terdalam yang membelenggunya kepada Tuhan yang menciptakannya. Kita dapat melihat bagaimana kuasa Allah yang selalu tersedia tercurah dimulai dari ketulusan hati, ratapan dan doa-doanya.  


Kekuatan Hana datang ketika ia bersandar pada kekuatan Tuhan.


Dalam nyanyian Hana dari 1 Samuel 2, ia bernyanyi mengenai kehebatan Tuhan yang dapat mengubahkan nasib, memberikan anak bagi wanita yang mandul dan memberi makan bagi siapa yang kelaparan. Tuhan yang mahakuasa dapat mendatangkan kemiskinan ataupun mengangkat orang miskin dan memberikannya mahkota kehormatan. Tetapi dalam nyanyian yang sama, Hana juga menyanyikan kegagalan manusia yang mengandalkan dan percaya kepada kekuatannya sendiri dibandingkan kekuatan Tuhan.


1 Samuel 27-28

Setelah beberapa tahun ia membesarkan anaknya, Hana memberikan anaknya kembali kepada Tuhan, seperti apa yang telah ia janjikan. Ia membawa anaknya kembali ke tabernakel untuk hidup bersama dengan Tuhan, ia berkata “Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada Tuhan.” Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada Tuhan"

1 Samuel 2:21

Dan Tuhan mengindahkan Hana, sehingga dia mengandung dan melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi. Sementara itu makin besarlah Samuel yang muda itu di hadapan Tuhan.

Kekuatan Tuhan datang ketika ia bersandar pada kekuatan Tuhan. Harapannya tumbuh saat ia percaya kepada Tuhan sebagai sumber keselamatan, batu karang dan penyelamatnya. Setelah bertemu dengan Tuhan dalam doa, Hana percaya bahwa Dia adalah Allah yang setia, apa yang diizinkan oleh Tuhan terjadi dalam hidupnya adalah yang terbaik dan benar. Tuhan sendiri yang akan memberikan sukacita untuknya dan keberanian untuk tetap berada di jalur yang benar.


Refleksi : 

Apakah kita bergumul setiap hari untuk bersandar dan hidup dalam kekuatan Tuhan? atau kita bergumul setiap hari untuk bersandar dan hidup dalam kekuatan kita sendiri?

Tuhan yang memberi Kekuatan melalui kemurahanNya membuat kita terus bersandar kepada Dia dan berhenti untuk mencoba tampil dengan kekuatan sendiri tanpa Tuhan. Tuhan tidak hanya dapat memberi solusi, Ia juga mengizinkan setiap persoalan yang kita hadapi. Apabila kita datang ke hadapan-Nya dengan kelemahan dan ketidakpastian kita, maka kita akan menerima kekuatan dari Tuhan.   


Mazmur 34:18

Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.

Referensi




204 views0 comments

Comments


bottom of page