September 2024 | 16 - 22 Sep 2024
Matius 6:10
…., jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Setiap bagian dari Doa Bapa Kami menunjukkan kepada kita bagaimana kehidupan kita seharusnya mencerminkan kasih Allah—dengan mencari kemuliaan-Nya, percaya kepada pemeliharaan-Nya, dan taat setiap hari. Supaya doa itu benar-benar terjadi, kita perlu menjadikan keinginan Tuhan sebagai keinginan kita sendiri. Jadi ketika saya berkata, “dikuduskanlah namaMu; datanglah kerajaan-Mu,” saya juga harus berpikir, “di dalam saya dan melalui saya,” mempersembahkan diri saya kepada Allah untuk bekerja-sama memenuhi doa ini. Dan ketika saya berkata, “jadilah kehendak-Mu,” saya seharusnya meminta agar saya, bersama dengan orang lain, belajar untuk taat kepada Allah. Di sini tujuan doa menjadi jelas: bukan untuk membuat Allah melakukan kehendak saya (seperti melakukan magic), tetapi untuk menyelaraskan kehendak saya dengan kehendak-Nya.
Bukan Kehendakku
Matius 26:39
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: ”Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”
Mustahil kita dapat dengan tulus meminta agar kehendak Tuhan terjadi tanpa mengesampingkan keinginan kita sendiri, karena dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali lebih mengutamakan keinginan kita sendiri daripada keinginan Tuhan. Kita juga tidak dapat berdoa seperti ini tanpa berkomitmen untuk tetap setia kepada Tuhan untuk menghadapi tantangan zaman ini, di mana Setan memiliki pengaruh.
Renungkanlah apa arti doa ini ketika Yesus mengucapkannya di Getsemani (Matius 26:39, 42). Yesus diliputi rasa takut, bukan hanya karena rasa sakit fisik dan rasa malu yang akan dihadapinya, tetapi juga karena ia akan dipaksa menanggung dosa dan ditinggalkan oleh Bapa-Nya di kayu salib. Meskipun Ia ingin menghindari hal ini, ia tetap berdoa, "bukan seperti yang kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (ayat 39, 42). Kita tidak pernah sepenuhnya memahami apa yang harus ia korbankan dengan berdoa seperti ini, dan kita tidak tahu juga berapa besar harga yang kita korbankan untuk menerima sepenuhnya kehendak Tuhan—tetapi itu yang terbaik.
Menerima Kehendak Tuhan
Baik dalam Doa Bapa Kami maupun kisah Getsemani, kata Yunani untuk "sudah selesai" secara harfiah berarti "digenapi." Kehendak Tuhan di sini merujuk pada dua hal: rencana-Nya dan perintah - perintahNya kepada umat-Nya. Ketika kita mengatakan "jadilah kehendak-Mu," kita mengekspresikan sikap rendah hati untuk menerima apa pun yang Tuhan izinkan, tanpa mengeluh. Kita juga meminta Tuhan untuk menunjukkan kepada kita apa yang harus kita lakukan dan memberi kita kemauan dan kemampuan untuk melakukannya. Dapatkah Anda dengan tulus berdoa seperti ini? Karena doa seperti ini tidak mudah.
Namun, bagaimana kita bisa tahu apa yang Tuhan inginkan dari kita? Kita dapat memahami apa yang Tuhan inginkan dari kita dengan mendengarkan Firman-Nya, mengikuti hati nurani kita, mempertimbangkan setiap keadaan kita, dan mencari nasihat untuk memastikan bahwa kita melihat segala sesuatunya dengan jelas. Sering kali, pemahaman akan kehendak Tuhan menjadi lebih jelas ketika kita membahasnya dengan sesama kita.
Yohanes 7:17
Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.
Siapa yang melakukan kehendak Tuhan tidak semata - mata dapat memperoleh pengertian saja, tetapi ia akan mengerti dan diberi tahu ketika ia menyimpang dari jalan Tuhan seperti yang tertulis dalam Kitab Yesaya 30 : 21.
Yesaya 30:21
dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: ”Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya,” entah kamu menganan atau mengiri.
Refleksi :
Apa tujuan sebenarnya dari doa? Apakah ini alasan Anda berdoa? Apa hubungan doa dengan penyangkalan diri?
Apa saja masalah yang terlibat dalam menemukan kehendak Tuhan bagi hidup kita, dan bagaimana kita harus mengatasinya?
Referensi
Comments